Rabu, 15 Februari 2017

Hal Mengikuti Jejak Kristus dan Mengabaikan Segala Kesia-siaan Dunia

Tuhan bersabda: "Barangsiapa mengikuti Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan" (bdk. Yoh 8:12). Inilah sabda Kristus untuk menasihati kita supaya meniru hidup ketekunanNya, bila kita sungguh-sungguh ingin mendapat terang dan ingin dibebaskan dari segala kebutaan hati. Karena itu hendaklah kita mengutamakan dan mencurahkanperhatian kita untuk merenungkan kehidupan Yesus Kristus.

Ajaran Kristus jauh melebihi semua ajaran orang-orang kudus; dan barangsiapa mempunyai semangat yang sejati, akan mendapat makna yang tersembunyi di dalamnya. Tetapi sering terjadi, bahwa banyak orang, meskipun telah berkali-kali mendengar Injil, rasa rindu mereka kepada Injil hanya kecil sekali, sebab mereka tidak memiliki semangat Kristus. Akan tetapi barangsiapa ingin memahami sedalam-dalamnya dan menikmati sepenuhnya kata-kata Kristus, hendaklah ia berusaha menyesuaikan hidupnya dengan hidup Kristus.

Apakah faedahnya mengadakan perdebatan secara mendalam tentang Allah Tritunggal Mahakudus, apabila kita tidak rendah hati, sehingga Tritunggal tidak berkenan akan kita? Bahwasanya: bukan kata yang muluk-muluk yang membuat orang menjadi suci dan adil, melainkan hidup yang bertakwalah yang mebuat orang berkenan kepada Tuhan. Lebih baik hati kita merasa remuk redam daripada mengerti segala seluk-beluknya. seandainya kita hafal seluruh Kitab Suci dan ucapan-ucapan para ahli filsafat semuanya, apakah gunanya semua itu, apabila kita tidak memiliki cinta kasih Allah dan rahmatNya? "Kesia-siaan, sungguh kesia-siaan dan segalanya adalah sia-sia belaka" (bdk. Pkh 1:2), kecuali cinta kasih akan Allah dan mengabdi hanya kepadaNya. inilah hikmat yang tertinggi: dengan menolak dunia menuju kepada kerajaan surga.

Maka kesia-siaanlah mencari kekayaan yang fana dan menaruh pengharapan padanya. kesia-siaan pula mengejar kehormatan dan membanggakan diri. Kesia-siaanlah, menuruti keinginan daging dan harus menginginkan segala sesuatu yang akhirnya harus mengakibatkan hukuman berat bagi kita. Kesia-siaanlah, mengharapkan umur panjang, tetapi hanya sedikit mengindahkan hidup baik. Kesia-siaanlah mencitai segala yang lewat dengan cepat dan tiada mengejar kebahagiaan yang kekal.

Hendaklah kita senantiasa ingat akan perkataan ini: "mata tidak pernah kenyang melihat, telinga tidak pernah puas mendengar" (bdk. Pkh 1:8). Maka, hendaklah kita berusaha mengelakkan hati kita dari cinta akan yang kelihatan dan mengarahkannya kepada apa yang tidak tampak. Karena barangsiapa menuruti kenikmatan nafsu rasa, akan menodai hatinya dan kehilangan rahmat Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar