Rabu, 22 Februari 2017

MASA PRAPASKAH

Tema utama Masa Prapaskah adalah persiapan Paskah, atau lebih tepat persiapan inisiasi katekumen ke dalam persekutuan penuh dengan jemaat. Menurut kebiasaan yang sudah cukup lama, masa ini berlangsung selama 40 hari. Selama masa ini seluruh jemaat berjalan seiring dengan para calon yang akan diinisiasikan, dan dengan mereka yang kembali ke pangkuan iman atau bertobat. Kalau pun tidak ada katekumen yang disiapkan untuk pembaptisan, Masa Prapaskah tetap merupakan masa penyegaran pembaptisan: mendengarkan Injil dengan rajin dan tekun, mengalami mati dan bangkit, yang merupakan inti pembaptisan.

Prapaskah adalah masa yang amat penting. Masa Prapaskah dibuka dengan pemberkatan abu yang kemudian dioleskan pada dahi umat. Abu merupakan gambaran masa suram, akhir segala sesuatu, tetapi juga awal segala sesuatu. Pada Hari Rabu Abu, seluruh umat Katolik, baik pemimpin maupun umat, ditandai dengan abu. Abu ini mengundang kita untuk merefleksikan kehidupan kita yang sangat sibuk, untuk mawas diri. Liturgi pada Hari Rabu Abu ditandai dengan pemberkatan abu. Pemberkatan ini ditopang dengan bacaan Alkitab, dan juga dengan mazmur serta nyanyian lain pada hari ini.

Bacaan-bacaan Hari Minggu Prapaskah, khususnya Tahun A, berkaitan erat satu sama lain. Bahkan bacaan Injil hari-hari Minggu Prapaskah dapat dipadukan dan menjadi “Injil Prapaskah”, suatu kisah yang secara utuh disajikan oleh Masa Prapaskah. Semua itu berbicara tentang kita, semua itu merupakan kisah aktual kita, baik sebagai pribadi maupun sebagai umat. Bacaan-bacaan Injil dapat menjadi titik awal dalam mencari bentuk liturgi selama pekan-pekan Prapaskah. Apa suasana khas masa Prapaskah? Bagaimana dinamikanya? Semua itu dibangun oleh banyak unsur yang mewarnai Prapaskah: bacaan, renungan, puasa, hiasan, tata warna, tata gerak, dan lain-lain. Semua itu ikut memberikan andil dan dorongan dalam melaksanakan Praspaskah, baik dalam kehidupan pribadi maupun umat.


Liturgi Hari Minggu selama Masa Prapaskah menuntut konsistensi dalam nyanyian, tata warna dan dinamika yang merangkai keenam pekan menjadi masa yang terpadu. Semua ini membuat Masa Prapaskah sungguh khas. Hal ini nyata dalam cara Prapaskah dilaksanakan: Prapaskah berbeda dengan Masa Biasa dan masa-masa yang lain, bukan hanya dalam syair nyanyian, tetapi juga dalam saat hening, ketenangan, pemilihan perlengkapan untuk perarakan, dalam pajang dan meriahnya acara tobat. Suasana prapaskah juga tampak dalam penggunaan ulangan khusus untuk Mazmur Tanggapan, dalam aklamasi Injil, dalam rumus pemberkatan, dalam cara pengutusan; dalam tata warna dan tata hias ruang ibadat; dalam upaya-upaya khusus untuk menyajikan kutipan Alkitab dalam bentuk dramatisasi. Kalau semua ini dipadukan dan seluruh umat terlibat di dalamnya, maka Prapaskah sungguh akan menjadi pengalaman yang unik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar