Rabu, 15 Februari 2017

KUDUSLAH KAMU!!!

Saudara-saudari terkasih, benang merah dari 3 bacaan yang kita dengar hari ini (Minggu Biasa VII, 19 Feb. 2017) ialah Penggilan untuk Hidup Kudus. “Tuhan berfirman kepada Musa, ‘Berbicaralah kepada segenap jemaah Israel, dan katakan kepada mereka: Kuduslah kamu, sebab Aku, Tuhan, Allahmu, kudus.” Ini dituliskan dalam bacaan pertama. Dan dalam bacaan kedua dituliskan, “Saudara-saudara, camkanlah sungguh-sungguh, bahwa kamu adalah Bait Allah, dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu. Jika ada orang yang membinasakan Bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab Bait Allah adalah kudus, dan kamulah Bait Allah itu.”

Kudus berarti suci, bersih, murni, sakral, bebas dari dosa dan tidak najis. Sesuatu disebut kudus dan suci karena dikhususkan atau diperuntukkan bagi Tuhan. Tuhan adalah dasar kesucian.

Konsili Vatikan II, melalui Konstitusi Dogmatis tentang Gereja (LG, No. 40), menyatakan bahwa semua kaum beriman kristiani dipanggil untuk hidup suci. Pernyataan konsili itu ditegaskan kembali dalam Kitab Hukum Kanonik (KHK), Kan. 210 yang menyatakan, “Semua orang beriman kristiani, sesuai dengan kedudukan khasnya, harus mengarahkan tenaganya untuk menjalani hidup yang kudus dan memajukan perkembangan Gereja serta pengudusannya yang berkesinambungan.”

Hidup kudus dan suci ialah hidup menuju kesempurnaan cinta kasih. Hidup suci tampak pada buah-buah rahmat yang dihasilkannya berkat naungan Roh Kudus, yakni kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan dan penguasaan diri (bdk. Gal 5:22-23a), yang menjadi nyata dalam kehidupan sehari-hari.


Beberapa hal praktis untuk dilakukan disampaikan kepada kita lewat bacaan-bacaan hari ini untuk mengejar kekudusan dan kesucian yakni “Jangan membenci saudaramu, jangan mendatangkan dosa, jangan menuntut balas, jangan menaruh dendam, jangan memegahkan diri atas manusia, jangan melawan orang yang berbuat jahat kepadamu dan kasihilah musuh-musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Karena dengan demikian kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di surga. Karena itu haruslah kamu sempurna, sebagaimana Bapamu yang di surga sempurna adanya.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar